Jumat, 18 Oktober 2013

PENINGKATAN MANAJEMEN KELOMPOK TANI


PENINGKTAN MANAJEMEN KELOMPOK TANI
(POKTAN) SA ATE BOALOBO – WOEDOA - NANGARORO
P. Dr. Jhon Damian Mukese. SVD





OLEH :
KELOMPOK VII:

FERDINANDUS LANDO
MATILDA LERO
ALBERTUS AGUNG ABEL




SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT
(STPM) St. URSULA
ENDE
2010


PENINGKATAN MANAJEMEN KELOMPOK TANI
(POKTAN) SA ATE BOALOBO – SOROWEA
TUGAS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 


   1        Tujuan
Adapun tujuan antara lain :
·      Merencanakan agenda kegiatan yang  berkaitan dengan manajemen organisasi (khususnya dalam hal administrasi dan keuangan kelompok tani dimaksud),
·      Mengurangi persoalan yang terjadi dalam organisasi melalui kegiatan pelatihan-pelatihan baik terhadap badan pengurus maupun anggota kelompok tersebut.

   2        Latar Belakang
Masa orde baru merupakan era dimana seluruh program pembangunan baik fisik maupun spiritual sangat bergantung pada pemerintah tingkat pusat. Masyarakat menikmati pembangunan dan program pemerintah yang telah dicanangkan tersebut. Kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan keluarga dilakukan lewat usaha dan kerja keras sendiri. Masyarakat dengan segala keterbatasan dan pengetahuan serta pengalaman (skill) yang ada, berusaha untuk dapat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhannya.
Atas dasar itulah, pada tahun 1996 atas inisiatif beberapa orang masyarakat mereka berkumpul dan membentuk sebuah kelompok kerja kecil yang beranggotakan 6 (enam) orang bapak. Mereka bersepakat melakukan kerja sama dengan dasar perasaan senasib dan sepenanggungan, agar apa yang mereka butuhkan kiranya mendapat perhatian oleh anggota kelompok lainnya. Dengan pengalaman yang ada, mereka memilih badan pengurus kelompok dan memberikan nama kelompok SA ATE (sehati).  Aktivitas yang dilakukan juga tidak keluar dari kehidupan dan mata pencaharian mereka yang sudah ada serta membudaya sejak nenek moyang mereka. Seluruh kegiatan yang mereka sepakati berkaitan erat dengan bidang pertanian.
Tahun 1998 (dua tahun setelah dibentuk), beberapa (10 orang)  masyarakat ikut bergabung dalam kelompok ini dan tahun berikutnya 8 orang bergabung lagi sehingga pada tahun 2000 jumlah anggota kelompok menjadi 24 orang. Kelompok ini menjadi sebuah kelompok yang memberikan contoh akan semangat gotong royong dan mempertahankannya agar semangat itu tetap ada dalam kehidupan sosial masyarakat baik antar individu maupun dengan kelompok lainnya. Badan pengurus yang ada juga melakukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat bersama. Jumlah anggota dan aktivitas kelompok ini tetap berjalan sesuai kesepakatan yang dibuat dalam rapat sampai tahun 2005.
Demi mewujudkan cita-cita dan adanya kebersamaan, maka berbagai kegiatan dilakukan mulai dari proses perencanaan sampai pada evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan dari program yang dibuat. Hasil dari evaluasi itu digunakan sebagai bahan komunikasi kelompok dalam aktivitas dan program selanjutnya.
Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok tani masih banyak yang belum terselesaikan dengan baik hanya karena ada kendala yang sangat mendasar yakni terjadi manajemen kelompok yang masih berjalan secara tradisional dan sederhana. Persoalan ini menjadi perhatian serius mereka sehingga aktivitas mereka juga tidak berjalan maksimal sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Manajemen atau pengelolaan kelompok kurang optimal disebabkan oleh sumber daya manusia yang dimiliki oleh para pengurus dan anggota kelompok masih minim, sehingga dibutuhkan pendidikan dan pelatihan oleh pihak-pihak terkait dan pendampingan khusus selama beberapa waktu.

   3        Aspirasi Kelompok
Adapun aspirasi kelompok untuk mengatasi masalah ini yaitu ;
·      Adanya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan administrasi dan manajemen organisasi;
·      Adanya pendampingan khusus berjangka yang langsung diterapkan bersama;
·      Adanya bantuan dan kerjasama yang baik dengan seluruh pihak.

   4        Outcome
peningkatan manajemen organisasi dalam semua kegiatan kelompok tani SA’ATE serta berjalannya program kerja yang telah dirancang sehingga target yang diharapkan dapat tercapai dan memberikan kepuasan kepada seluruh anggota.

   5        Solusi
·      Semua pihak anggota kelompok dapat  berpartisipasi dan berperan aktif dalam menjalankan semua program kerja;
·      Pihak pemerintah melakukan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan manajemen organisasi;
·      Meningkatkan kualitas kerja kelompok dimaksud;  
·      Pembenahan administrasi.

   6        Koordinator
Upaya koordinasi yang dilakukan oleh badan perencana yaitu
*      Mengadakan pendekatan dengan kelompok tani SA’ATE untuk mengadakan pertemuan dalam membahas masalah yang terjadi dan menemukan solusinya yang baik.
*      Menghadirkan pihak mediator dalam melakukan pelatihan manajemen organisasi;
*      Melakukan pendampingan pembenahan administrasi.
   7        Organisasi Badan Pelaksana
·       Srtuktur badan pelakasaaan
Ø     Ketua                           : Plasidus Pao
Ø     Wakil / Sekretaris         : Siprianus Lasa
Ø     Bendahara                   : Thomas Towa
Ø     Anggota           :
ü   Gaspar Meno
ü   Simon Sesu

·       Tugas dan tanggung tawab pengurus
ü    Ketua                           : melakukan koordinasi dan mengontrol semua kegiatan,
ü    Wakil /             Sekretaris         : Membantu ketua, mengatur jadwal kegiatan dan merekam seluruh proses kegiatan yang dilaksanakan
ü    Bendahara                    : Mengatur keuangan dan akomodasi yang diperlukan dalam memperlancar jalannya kegiatan
ü     Anggota                       : Melaksanakan kegiatan


   8        Diskusi
Berdasarka observasi (pantauan) dan data-data yang ada kegiatan perencanaan dapat berjalan lancar karena adanya kerja sama diantara pihak-pihak yang terkait. Hal ini dikarenakan adanya persetujuan/kesepakatan bersama dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
·       Kegiatan diskusi ;
ü   Hari/tgl                         : sabtu, 27 Nopember 2010
ü   Waktu                          : Pkl.19.00 wita - selesai
ü   Tempat                        : Boalobo-Sorowea

·      Hasil diskusi:
Hasil dari diskusi antara lain :
ü     Kesepakatan untuk menyelesaikan masalah.
ü     Menyusun jadwal kegiatan pelatihan dan pembenahan administrasi.
ü     Merancang program kegiatan lanjutan (RKTL).




   9        Rekomendasi
Agar perencanaan kegiatan  ini dapat berjalan secara baik dan lancar maka pihak-pihak terkait harus berperan aktif  untuk melaksanakan kegiatan yang telah disepakati sehingga tujuan dan cita-cita bersama ini dapat tercapai demi kemajuan dan perkembangan kelompok tani SA’ATE kedepan.

 10      Penutup
Kemajuan dan perkembangan sebuah organisasi merupakan harapan yang mau dicapai. Dalam proses menuju hal diatas, maka sebuah organisasi/kelompok/komunitas tidak luput dari masalah dan hambatan serta tantangan. Untuk itu perlu adanya manajemen atau pengelolaan organisasi yang baik sehingga tantangan yang dihadapi dapat diminimalisir dan diatasi sedini mungkin. Hal inilah yang menjadi perhatian semua pihak yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung.



Hasil Survey

Kelompok tani SA ATE merupakan salah satu kelompok masyarakat yang dibentuk atas dasar perasaan senasib, sepenanggungan dan semangat kebersamaan. Kelompok ini berdiri pada tahun 1996 dengan jumlah anggota sebanyak 6 (enam) orang. Bidang kegiatan yang dijalankan adalah pertanian yang didasari oleh semangat gotong royong dalam mendukung pemenuhan kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan dan keputusan rapat kelompok tersebut yaitu berupa arisan uang, kerja, simpan pinjam dan rapat.
·         Arisan
Kegiatan ini dilakukan agar sesama anggota kelompok terlibat langsung dengan memberikan bantuan uang dalam jumlah yang telah disepakati. Tujuannya agar dapat meringankan beban ekonomi keluarga dan mempertahankan kebersamaan yang sudah ada sejak dahulu kala. Kegiatan ini dilaksanakan secara bergilir setiap hari minggu kedua dalam bulan untuk 2 (dua) orang anggota kelompok.
Pada tahun 2005 semua anggota bersepakat untuk melakukan arisan pembuatan rumah bagi anggota yang rumahnya masih sangat sederhana. Selama 4 (empat) belakangan ini pembangunan rumah semipermanen yang sudah direalisasikan yakni 8 (delapan) rumah anggota kelompok.
·         Kerja
Kegiatan ini dilakukan pada setiap hari rabu dalam minggu secara bergilir setiap anggota yang membutuhkan bantuan fisik. Biasanya berkaitan dengan pemersihan kebun dan sebagainya. Namun sebelum melakukan kegiatan kerja dimaksud, anggota yang meminta bantuan fisik ini telah terlebih dahulu membayar biaya administrasi sebesar Rp. 10.000,- / hari kerja.
·         Simpan Pinjam
Proses simpan pinjam ini dilakukan terhadap modal kelompok yang ada, yang dikumpulkan oleh anggota. Modal kelompok berasal dari dana simpanan pokok anggota sebesar Rp. 50.000,-. Setiap anggota diwajibkan melakukan pinjaman terhadap modal tersebut sesuai deengan mekanisme yang disepakati bersama. Pengembalian pinjaman disertai dengan bunga pinjaman sebesar 1 % dari dana yang dipinjamkan. Pengembalian pinjaman ini bisa secara langsung, namun bisa bertahap. Setiap anggota diberi kemudahan dengan membayar cicilan sesuai kemampuan dengan tetap memperhatikan jangka waktu pinjaman.

·         Rapat
Rapat dilaksanakan secara rutin dan berjangka. Rapat rutin ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan arisan uang. Sementara rapat berjangka ini dilakukan dan disesuaikan dengan situasi kelompok (biasanya pada pertengahan tahun dan akhir tahun). Hal-hal yang menjadi agenda rapat rutin yakni membahas seluruh program kegiatan, baik yang sedang berjalan maupun yang belum dilaksanakan. Hasil rapat ini kan menjadi bahan komunikasi pada pelaksanaan kegiatan lanjutan.
Sedangkan rapat berjangka biasanya berkaitan dengan perencanaan kegiatan dalam satu tahun kedepan dan menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan kelompok tersebut.

          Dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan, baik pengurus maupun anggota kelompok mengalami berbagai kendala dan tantangan. Adapun beberapa masalah yang menghambat aktivitas kelompok yaitu manajemen administrasi dan keuangan kelompok. Kedua hal ini menjadi pusat bagi kemajuan dan perkembangan kelompok tersebut. Selain itu juga terdapat hal-hal lain seperti masalah sumber daya manusia dan keterampilan yang dimiliki oleh semua anggota belum optimal sehingga perlu adanya pihak-pihak yang membantu dalam bentuk pendampingan dan memberikan pemahaman kepada mereka.
            Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan, masalah yang dihadapi adalah keterbatasan dan dan skill (tukang bangunan). Dengan cara mereka (tradisional), mereka berusaha untuk dapat merealisasikan dan menyukseskan program yang dibuat. Semangat gotong royong dan kebersamaan yang dimiliki menjadi salah satu motivasi keberhasilan mereka.
            Data yang berkaitan dengan kelompok tani SA ATE yaitu:
Ø  Jumlah KK sebanyak 14 KK dan semua kepala keluarga merupakan anggota kelompok tani ini.
Ø  Secara sosial dan ekonomi, seluruh anggota kelompok ini merupakan kumpulan orang dengan klasifikasi ekonomi lemah dan status secara sosial sebagai penduduk biasa.
Ø  Tingkat pendidikan:
Tamatan SD    : 11 orang,
Tamatan SMP :  2 orang
Tamatan SPG  :  1 orang
Berdasarkan data diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh anggota kelompok SA ATE Boalobo rata – rat berpendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD).
Ø  Secara geografis anggota kelompok tani ini bertempat tinggal di wilayah dusun Boalobo.

Dari masalah yang dihadapi tersebut, kita dapat melakukan analisis yakni sebagai berikut:
1.      Dampak yang dirasakan oleh anggota kelompok saat ini adalah:
a)      Menghambat pengarsipan semua proses yang sedang berjalan.
b)      Data – data yang menjadi dokumen tidak ditulis untuk setiap proses.
c)      Pengelolaan keuangan kelompok, baik untuk arisan maupun simpan pinjam akan terhambat secara administrasi karena data yang kurang valid.
2.      Dampak yang dapat terjadi bila tidak segera ditangani yakni:
a.       Menghambat seluruh proses yang akan dijalankan.
b.      Pengelolaan keuangan yang kurang baik.
c.       Memungkinkan adanya penyimpangan penggunaan keuangan dan administrasi lain.
d.      Dapat memperpendek usia kelompok tani dan kebersamaan anggota kelompok tersebut.
3.      Hal-hal yang menjadi penyebab masalah:
·                Minimnya pemahaman anggota terhadap administrasi dan pengelolaan organisasi.
·                Skill yang dimiliki oleh anggota masih sangat terbatas.
·                Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pemberdayaan kelompok tani.
·                Pola pikir dan pola hidup yang masih mengikuti cara tradisional.
·                Kurangnya kemauan untuk mengetahui hal-hal baru.

4.      Akar masalah yang paling mendasar adalah
Sumber daya manusia anggota yang belum optimal dan perlu diperhatikan agar dapat memahami organisasi itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar